Kamis, 10 Oktober 2013

Kenapa



Kubungkam mulutku dengan segala cara yang ada, tak ada yang bisa kubantah akan hal ini. Ibu menatapku tajam,kilauan bening mengucur dari pelupuk matanya. Saat itu aku sadar, tak ada artinya aku membunuh Richard, adik laki-lakiku. Perlakuan ibuku kepadanya tak lebih hanya untuk membacakan dongeng kepadanya. Tapi kenapa aku seegois itu? Bodoh!
Hakim mengetuk palu, sudah ditentukan masa tahananku di hotel Prodeo. 5 tahun.. tidak lama juga, setidaknya saat aku bebas nanti aku akan melihat siapa yang terpilih menjadi Presiden. Aku ingin merasakan dinginnya lantai penjara itu. Sungguh.
Ini sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur. Seandainya bisa kuulang waktu, bisakah aku menghilangkan hasrat untuk membunuhnya? Bisakah aku melettakan Pisau Dapur dan menemani Richard tidur? Kenangan ini akan selalu membekas, memadat menjadi gumpalan awan tebal yang menyakitkan.


Anin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar