Kamis, 24 Oktober 2013

ROTI BERACUN



ROTI BERACUN
Hai! Aku Zazha (baca: Zasha) aku sangat suka membuat cupcake. Ya, aku memang membuka toko roti di Jalan Angels Go tepatnya disebelah kanan jalan. Kau akan menemukan toko roti yang bernama “Miss Valentine Bakery”. Dalam satu hari ada sekitar 15-40 orang yang datang ke toko rotiku. Sebenarnya di sana tidak hanya menjual cupcake, tapi yang berhubungan dengan roti, seperti peralatan membuat roti/kue, roti, kue, pudding, cupcake ,pudding tart, dll. Aku memang pandai dalam hal membuat roti. Aku selalu membeli bahan-bahan yang berkualitas di toko bahan-bahan roti/kue/cupcake.
 Pada suatu hari toko yang telah kupercayai tutup. Aku terpaksa membeli di toko bahan-bahan kue yang belum pernah kukunjungi. Toko itu ada di jalan Gorby. Tapi aku kaget karena harga total semua yang ubeli itu sangat murah. Hanya Rp.10.000,00. Padahal aku membeli macam-macam serbuk hasil sari dari buah-buah, tepung, telur, selai buah, baking powder, dll dalam, jumlqah yang sangat besar. Tapi tetap ku bayar. Aku pun pulang ke toko untuk membuat berbagai macam roti, kue, cupcake, pudding, dll. Ya seperti biasa apabila toko kue ku buka, pasti ada saja orang yang memborong. Salah satunya adalah Velicia. Dia adalah pelanggan tetapku. Sejak tokoku dibuka, ia selalu membeli roti di tokoku.
Pada esok harinya, seperti biasa, tokoku buka pada pukul 08.00 tepat. Tapi kulihat Velica datang sambil memegang perutnya dan merintih. “Apa-apaan kamu ini Za? Apa kau mencoba untuk meracuniku kemarin? ” Kata Velicia dengan gaya bicara seperti orang yang merintih kesakitan. “Hah, aku tak bermaksud meracuni kamu, Ve.. Biasanya saja, kamu tak merasa seperti ini..” kataku tak percaya. “Ah… bohong.. Coba kamu cek bahan-bahanmu. Pati kau gunakan merk lain umntuk meracuni pelangganmu!” Kata Velicia yang amarahnya sudah memuncak. “Baiklah kalau itu maumu!” Kataku seraya pergi ke dapur untuk mengambil beberapa bahan yang telah kubeli kemain. Saat aku di dapur, ku cek dahulu bahan-bahan yang aku beli kemarin. Dan, oh, obat-oatan itu ternyata mengandung racun. Hah?? Aku jatuh pingsan. Velicia heran mengapa aku tak segera keluar. Apa akrena aku malu dengan  bahan-bahannya yang mengandung racun? Velicia pun bergegas ke dapur untuk menengokku dan.. dia kaget melihatku pingsan. OhUh Oh dia ikut pingsan! ASTAGAAAA. Setelah kami semua siuman, aku dan Velicia bergegas untuk menyelidiki pemilik toko itu. Akhirnya kami pun sampai di toko itu. “Pak! Apa bahan yang kau gunakan untuk membuat bahan-bahan roti? Pelangganku telah keracuna saat dia mengkonsimsi roti-rotiku! Oh, berusaha membohongiku ya?” kataku tegas. “Hey, anda jangan asal sewot. Kami itu mendapat pemberian dari bos…” kaliamatnya terhenti karena mulutnya ditutup. Rupanya ia keceplosan. “Oh, jadi bayhan-bahan itu toko ini sendiri yang membuat? Permisi, kami mau menyelidikinya,” Kataku seraya mendorong pelayan itu dan masuk ke dapur pembuatan bahan-bahan roti di toko itu. Hah? Mereka menggunakan boraks, pewarna textile, telur busuk, tepung yang telah dicampuri plastic yang telah dijadikan seperti gula (berbentuk cair). “Oh.. jadi ini yang kalian lakukan untuk mendapatkan keuntungan lebih, emmbuat bahan roti dengan cara curang? Akan kulaporkan pada polisi terdekat. Ve, kamu jaga disni dulu. Aku akan lapor ke polisi. Hmm, ternyata, Pak Polisi bersedia untuk mengikuti aku menangkap pembuat bahan makanan curang itu. Yah, akhirnya pembuat bahan roti curang itu sudah tertangkap dan telah ada dibalik gerigi bui. Toko Roti “Miss Valentine Bakery” telah ramai kembali dengan bahan-bahan yang berkualitas dan tidak beracun.


                     TAMAT

Disusun oleh:
Keisha Amabel
Kelas:
5B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar